Materi Kimia Kelas X Tentang Perkembangan Teori dan Struktur Atom
1. Teori Atom Dalton
Berdasarkan pemikiran bahwa konsep atom
Democritus sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa (berbunyi: massa zat sebelum dan
sesudah reaksi sama) dan Hukum Perbandingan Tetap (berbunyi: perbandingan massa
unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap dan tertentu), maka John Dalton
tahun 1803 merumuskan teori atom sebagai berikut.
·
Materi tersusun atas partikel-partikel terkecil yang disebut atom.
·
Atom-atom penyusun unsur bersifat identik (sama dan sejenis).
·
Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
·
Senyawa tersusun atas 2 jenis atom atau lebih dengan perbandingan tetap dan
tertentu.
·
Pada reaksi kimia terjadi penataulangan atom-atom yang bereaksi. Reaksi
kimia terjadi karena pemisahan atom-atom dalam senyawa untuk kemudian bergabung
kembali membentuk senyawa baru.
Dalam perkembangannya tidak semua teori
atom Dalton benar, karena pada tahun 1897 J.J.Thomson menemukan partikel
bermuatan listrik negatif yang kemudian disebut elektron. Tahun 1886 Eugene
Goldstein menemu- kan partikel bermuatan listrik positif yang kemudian disebut
proton. Dan tahun 1932 James Chadwick berhasil menemukan neutron.
Salah satu hipotesis Dalton adalah
reaksi kimia dapat terjadi karena penggabungan atom-atom atau pemisahan
gabungan atom. Misalnya, logam natrium bersifat netral dan reaktif dengan air
dan dapat menimbulkan ledakan. Jika logam natrium direaksikan dengan gas klorin
yang bersifat racun dan berbau merangsang, maka akan dihasilkan NaCl yang tidak
reaktif terhadap air, tidak beracun, dan tidak berbau merangsang seperti logam
natrium dan gas klorin.
Karena ada banyak hal yang tidak dapat
diterangkan oleh teori atom Dalton, maka para ilmuwan terdorong untuk melakukan
penyelidikan lebih lanjut tentang rahasia atom.
2. Teori Atom Thomson
Tabung sinar katode dengan medan listrik yang tegak lurus dengan arah sinar katode dan medan magnetik luar |
Setelah tahun 1897 Joseph John Thomson
berhasil membuktikan dengan tabung sinar katode bahwa sinar katode adalah
berkas partikel yang bermuatan negatif (berkas elektron) yang ada pada setiap
materi maka tahun 1898 J.J.Thomson membuat suatu teori atom. Menurut Thomson,
atom berbentuk bulat di mana muatan listrik positif yang tersebar merata dalam
atom dinetralkan oleh elektron-elektron yang berada di antara muatan positif.
Elektron-elektron dalam atom diumpamakan seperti butiran kismis dalam roti,
maka Teori Atom Thomson juga sering dikenal Teori Atom Roti Kismis.
3. Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1903 Philipp Lenard melalui
percobaannya membuktikan bahwa teori atom Thomson yang menyatakan bahwa
elektron tersebar merata dalam muatan positif atom adalah tidak benar.
Hal ini mendorong Ernest Rutherford (1911) tertarik melanjutkan eksperimen
Lenard. Dengan bantuan kedua muridnya Hans Geiger dan Ernest Marsden,
Rutherford melakukan percobaan dengan hamburan sinar ἁ . Partikel ἁ
bermuatanpositif berdasarkan percobaan tersebut disimpulkan bahwa:
·
Sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang hampa; partikel
diteruskan (panah a).
·
Di dalam atom terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan padat yang
disebut inti atom; partikel dipantulkan kembali oleh inti atom (panah
b).
·
Muatan inti atom dan partikel sejenis yaitu positif; sebagian kecil
partikel dibelokkan (panah b).
Hasil percobaan tersebut menggugurkan
teori atom Thomson. Kemudian Rutherford mengajukan teori atom sebagai berikut:
atom tersusun atas inti atom yang bermuatan positif sebagai pusat massa dan
dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan negatif.
Massa atom berpusat pada inti dan
sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa. Atom bersifat netral, karena
itu jumlah muatan positif dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah
elektron. Diameter inti atom berkisar 10 pangkat –15 m, sedang diameter atom
berkisar 10 pangkat –10 m.
Teori atom Rutherford hanya mampu
menjelas-lilingi inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu
menjelaskan distribusi elektron-elektron secara jelas. kan bahwa
elektron-elektron yang beredar menge-lilingi inti atom berada dalam ruang
hampa, tetapi belum mampu menjelaskan distribusi elektron-elektron secara
jelas.
Kelemahan teori atom Rutherford:
a. Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil.
Teori atom Rutherford bertentangan dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif), maka akan mengalami percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
b. Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis (diskrit/diskontinu).
Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan energi, maka lintasan- nya berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya dengan spektrometer atom hidrogen menunjukkan spektrum garis.
a. Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil.
Teori atom Rutherford bertentangan dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif), maka akan mengalami percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
b. Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis (diskrit/diskontinu).
Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan energi, maka lintasan- nya berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya dengan spektrometer atom hidrogen menunjukkan spektrum garis.
4. Teori Atom Bohr
Diawali dari pengamatan Niels Bohr
terhadap spektrum atom, adanya spektrum garis menunjukkan bahwa elektron
hanya beredar pada lintasan-lintasan dengan energi tertentu. Dengan teori
Mekanika Kuantum Planck, Bohr (1913) menyampaikan 2 postulat untuk menjelaskan
kestabilan atom.
Dua Postulat Bohr:
a. Elektron mengelilingi inti atom pada
lintasan tertentu yang stasioner yang disebut orbit/kulit. Walaupun elektron
bergerak cepat tetapi elektron tidak memancarkan atau menyerap energi sehingga
energi elektron konstan. Hal ini berarti elektron yang berputar mengelilingi
inti atom mempunyai lintasan tetap sehingga elektron tidak jatuh ke inti.
b. Elektron dapat berpindah dari kulit
yang satu ke kulit yang lain dengan memancarkan atau menyerap energi. Energi
yang dipancarkan atau diserap ketika elektron berpindah-pindah kulit disebut
foton. Besarnya foton dirumuskan:
Energi yang dibawa foton ini bersifat
diskrit (catu). Jika suatu atom menyerap energi, maka energi ini digunakan
elektron untuk berpindah kulit dari tingkat energi rendah ke tingkat energi
tinggi. Pada saat elektron kembali ke posisi semula akan dipancarkan energi
dengan besar yang sama. Jadi, hanya elektron pada kulit tertentu dengan tingkat
energi tertentu yang dapat bergerak, sehingga frekuensi cahaya yang ditimbulkan
juga tertentu. Hal inilah yang digunakan untuk menjelaskan spektrum diskrit
atom hidrogen.
Kelemahan teori atom Bohr:
·
Hanya mampu menjelaskan spektrum atom hidro- gen
tetapi tidak mampu menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks (dengan jumlah
elektron yang lebih banyak).
·
Orbit/kulit elektron mengelilingi inti atom bukan
berbentuk lingkaran melainkan berbentuk elips.
·
Bohr menganggap elektron hanya sebagai partikel bukan
sebagai partikel dan gelombang, sehingga kedudukan elektron dalam atom
merupakan kebolehjadian.
5. Teori Atom Mekanika Kuantum
Konsep Bohr tentang tingkat-tingkat
energi men-dasari perkembangan teori atom Mekanika Kuantum. Elektron terletak
pada orbital-orbital. Orbital merupakan suatu ruang di mana kebolehjadian ditemukannya
elektron.
Materi tersusun atas pastikel-Partikel terkecil yang
disebut atom
|
Berdasarkan pemikiran bahwa konsep atom
Democritus sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa (berbunyi: massa zat sebelum dan
sesudah reaksi sama) dan Hukum Perbandingan Tetap (berbunyi: perbandingan massa
unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap dan tertentu), maka John Dalton
tahun 1803 merumuskan teori atom sebagai berikut.
·
Materi tersusun atas partikel-partikel terkecil yang disebut atom.
·
Atom-atom penyusun unsur bersifat identik (sama dan sejenis).
·
Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
·
Senyawa tersusun atas 2 jenis atom atau lebih dengan perbandingan tetap dan
tertentu.
·
Pada reaksi kimia terjadi penataulangan atom-atom yang bereaksi. Reaksi
kimia terjadi karena pemisahan atom-atom dalam senyawa untuk kemudian bergabung
kembali membentuk senyawa baru.
Dalam perkembangannya tidak semua teori
atom Dalton benar, karena pada tahun 1897 J.J.Thomson menemukan partikel
bermuatan listrik negatif yang kemudian disebut elektron. Tahun 1886 Eugene
Goldstein menemu- kan partikel bermuatan listrik positif yang kemudian disebut
proton. Dan tahun 1932 James Chadwick berhasil menemukan neutron.
Salah satu hipotesis Dalton adalah
reaksi kimia dapat terjadi karena penggabungan atom-atom atau pemisahan
gabungan atom. Misalnya, logam natrium bersifat netral dan reaktif dengan air
dan dapat menimbulkan ledakan. Jika logam natrium direaksikan dengan gas klorin
yang bersifat racun dan berbau merangsang, maka akan dihasilkan NaCl yang tidak
reaktif terhadap air, tidak beracun, dan tidak berbau merangsang seperti logam
natrium dan gas klorin.
Karena ada banyak hal yang tidak dapat
diterangkan oleh teori atom Dalton, maka para ilmuwan terdorong untuk melakukan
penyelidikan lebih lanjut tentang rahasia atom.
2. Teori Atom Thomson
Tabung sinar katode dengan medan listrik yang tegak lurus dengan arah sinar katode dan medan magnetik luar |
Setelah tahun 1897 Joseph John Thomson
berhasil membuktikan dengan tabung sinar katode bahwa sinar katode adalah
berkas partikel yang bermuatan negatif (berkas elektron) yang ada pada setiap
materi maka tahun 1898 J.J.Thomson membuat suatu teori atom. Menurut Thomson,
atom berbentuk bulat di mana muatan listrik positif yang tersebar merata dalam
atom dinetralkan oleh elektron-elektron yang berada di antara muatan positif.
Elektron-elektron dalam atom diumpamakan seperti butiran kismis dalam roti,
maka Teori Atom Thomson juga sering dikenal Teori Atom Roti Kismis.
3. Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1903 Philipp Lenard melalui
percobaannya membuktikan bahwa teori atom Thomson yang menyatakan bahwa
elektron tersebar merata dalam muatan positif atom adalah tidak benar.
Hal ini mendorong Ernest Rutherford (1911) tertarik melanjutkan eksperimen
Lenard. Dengan bantuan kedua muridnya Hans Geiger dan Ernest Marsden,
Rutherford melakukan percobaan dengan hamburan sinar ἁ . Partikel ἁ
bermuatanpositif berdasarkan percobaan tersebut disimpulkan bahwa:
·
Sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang hampa; partikel
diteruskan (panah a).
·
Di dalam atom terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan padat yang
disebut inti atom; partikel dipantulkan kembali oleh inti atom (panah
b).
·
Muatan inti atom dan partikel sejenis yaitu positif; sebagian kecil
partikel dibelokkan (panah b).
Hasil percobaan tersebut menggugurkan
teori atom Thomson. Kemudian Rutherford mengajukan teori atom sebagai berikut:
atom tersusun atas inti atom yang bermuatan positif sebagai pusat massa dan
dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan negatif.
Massa atom berpusat pada inti dan
sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa. Atom bersifat netral, karena
itu jumlah muatan positif dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah
elektron. Diameter inti atom berkisar 10 pangkat –15 m, sedang diameter atom
berkisar 10 pangkat –10 m.
Teori atom Rutherford hanya mampu
menjelas-lilingi inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu
menjelaskan distribusi elektron-elektron secara jelas. kan bahwa
elektron-elektron yang beredar menge-lilingi inti atom berada dalam ruang
hampa, tetapi belum mampu menjelaskan distribusi elektron-elektron secara
jelas.
Kelemahan teori atom Rutherford:
a. Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil.
Teori atom Rutherford bertentangan dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif), maka akan mengalami percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
b. Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis (diskrit/diskontinu).
Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan energi, maka lintasan- nya berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya dengan spektrometer atom hidrogen menunjukkan spektrum garis.
a. Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil.
Teori atom Rutherford bertentangan dengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif (elektron) bergerak mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif), maka akan mengalami percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik. Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
b. Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis (diskrit/diskontinu).
Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan energi, maka lintasan- nya berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya dengan spektrometer atom hidrogen menunjukkan spektrum garis.
4. Teori Atom Bohr
Diawali dari pengamatan Niels Bohr
terhadap spektrum atom, adanya spektrum garis menunjukkan bahwa elektron
hanya beredar pada lintasan-lintasan dengan energi tertentu. Dengan teori
Mekanika Kuantum Planck, Bohr (1913) menyampaikan 2 postulat untuk menjelaskan
kestabilan atom.
Dua Postulat Bohr:
a. Elektron mengelilingi inti atom pada
lintasan tertentu yang stasioner yang disebut orbit/kulit. Walaupun elektron
bergerak cepat tetapi elektron tidak memancarkan atau menyerap energi sehingga
energi elektron konstan. Hal ini berarti elektron yang berputar mengelilingi
inti atom mempunyai lintasan tetap sehingga elektron tidak jatuh ke inti.
b. Elektron dapat berpindah dari kulit
yang satu ke kulit yang lain dengan memancarkan atau menyerap energi. Energi
yang dipancarkan atau diserap ketika elektron berpindah-pindah kulit disebut
foton. Besarnya foton dirumuskan:
Energi yang dibawa foton ini bersifat
diskrit (catu). Jika suatu atom menyerap energi, maka energi ini digunakan
elektron untuk berpindah kulit dari tingkat energi rendah ke tingkat energi
tinggi. Pada saat elektron kembali ke posisi semula akan dipancarkan energi
dengan besar yang sama. Jadi, hanya elektron pada kulit tertentu dengan tingkat
energi tertentu yang dapat bergerak, sehingga frekuensi cahaya yang ditimbulkan
juga tertentu. Hal inilah yang digunakan untuk menjelaskan spektrum diskrit
atom hidrogen.
Kelemahan teori atom Bohr:
·
Hanya mampu menjelaskan spektrum atom hidro- gen
tetapi tidak mampu menjelaskan spektrum atom yang lebih kompleks (dengan jumlah
elektron yang lebih banyak).
·
Orbit/kulit elektron mengelilingi inti atom bukan
berbentuk lingkaran melainkan berbentuk elips.
·
Bohr menganggap elektron hanya sebagai partikel bukan
sebagai partikel dan gelombang, sehingga kedudukan elektron dalam atom
merupakan kebolehjadian.
5. Teori Atom Mekanika Kuantum
Konsep Bohr tentang tingkat-tingkat
energi men-dasari perkembangan teori atom Mekanika Kuantum. Elektron terletak
pada orbital-orbital. Orbital merupakan suatu ruang di mana kebolehjadian ditemukannya
elektron.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar